Senin, 29 April 2013

Bunga Di Tengah Samudra

Jono adalah seorang anak pendiam yang terlahir sebagai orang yang tidak pernah merasakan kebahagiaan dalam hidupnya. Di dalam kehidupannya ia tak pernah merasakan suatu kebahagiaan. Ia tidak tahu bagaimana keluar dari kutukan tersebut. Ia dikenal sebagai murid pendiam di kelasnya. Tak banyak yang dikeluarkannya dari mulutnya, jika dirasa tidak penting tidak akan keluar kata dari mulutnya. itu sebabnya tak ada seorang pun yang mengenalnya secara mendalam. malah kebanyakan teman-temannya lebih banyak menghina daripada dekat kepadanya.

Suatu ketika sepulang sekolah ia dihadang oleh dua orang pria berbadan besar dan membawa pergi Jono dengan mobil hitam."Dari mana saja kamu? sudah dua hari kau tidak kembali ke tempat, bos" kata salah satu pria itu. setelah bebrapa menit perjalanan akhirnya mereka sampai di rumah tua yang idak terawat. Jono tiba-tiba dipukuli oleh kedua orang tersebut.
Kehidupan Jono yang sengsara itu membuat dirinya tertekan dan tanpa tujuan. tiba-tiba datang seorag anak muda yang menghampirinya yang tidak lain adalah Munir. Munir adalah teman sekelas Jono namun merea tidak pernah berhubungan sama sekali, untuk ngobrol saja tidak pernah. Munir memang anak yang baik dia tidak pernah pilih-pilih teman bahkan untuk yang tidak menyukainya.
Pada saat itu Munir bersimpati ketika melihat wajah Jono yang babak belur dan ia mengajak Jono ke rumahnya. Awalnya sulit mengajaknya tetapisetelah membujuknya cukup lama akhirnya ia mau. Sesampainya di rumah Munir, ibu Munir menyambutnya dengan baik dan menyiapkan makanan untuk mereka berdua. Jono terlihat malu ketika akan makan tiba-tiba ia mengambil makan banyak dan terlihat seperti orang kelaparan.
"Jangan tergesa-gesa kalau makan" kata Munir.
Jono hanya mengangguk dan meneruskan makannya. Setelah puas makan, Jono pamit pulang dengan suara lirih dia izin pulang ke ibu Munir. namun sesuatu terjadi ketika ia sampai di depan gang rumah Jono. Banyak orang berpakaian hitam yang membawanya ke tempat bosnya. Munir yang tau hal itu menghubungi ayahnya yang seorang polisi. Munir segera mengejar sekelompotan itu  hingga sampai di depan dermaga. Semua orang disana memawa senjata api dan salah satunya mengarahkan ke kepala Jono.
Munir segera mendekati ke tempat mereka namun banyak orang yang mengamankan tempat itu.Banyak perdebatan yang diucapkan bos Jono. Pria gendut dan berwajah bengis ituseperti layaknya penguasa di tempat itu. Sebuah speed boat datang merapat ke demaga. ada sebuah kardus yang diangkat dari kapal itu.
Rupanya ayah Munir sudah sampai besama pasukannya. Mereka mengepung dermaga baik dari darat, laut dan udara. Munir melakukan kealahan ia tidak sengaja menjatuhkan benda yang membuat penyergapan itu gagal dan pasukan berbaju hitam itu menawan Munir. Mereka mengancam akan membunuhnya. Munir melawan dan mereka melepas timah panas ke arahnya. Jono yang tahu itu segera berlari ke arah Munir dan ia langsung tergeletak karena peluru tepat menghujam dadanya.
Mengetahui hal tersebut polisi segera menembaki mafia tersebut tanpa ada yang tersisa. Jono terbaring lemas sulit sekali ia berbicara tiba-tiba kata-kata keluar dari mulutnya
"Terima kasih teman" kata Jono dengan suara yang tersedak-sedak.
kemudian Jono enutup matanya dan nyawanya tak tertolong, mungkin Muni adalah satu-satunya teman yang dimiliki Jono di dunia dan sangat mempercayainya.
Ternyata setelah polisi melakukan penyidikkan ternyat pasukan tersebut adalah pedagang narkoba yang beraksi di kota itu. Mereka semua tewas dan ternyata Jono adalah perantara mereka yang dikerjakan paksa umtuk menghubungkan dengan pembeli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar